Daftar Isi [Tampil]
Kriteria Penilaian | Kali ini admin akan membagikan 5 kriteria penilaian karya seni. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik juga Bapak dan Ibu Guru dalam mencari referensi tentang penilaian sebuah karya seni. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi kemajuan anak didik di sekolah khususnya materi tentang seni teater. Selamat belajar dan semoga sukses.
1. Tema
Tema adalah cerita atau pokok pikiran yang merupakan ide dasar seseorang (penulis). Beragam ide tema bisa didapatkan dari berbagai hal seperti dengan melihat, mendengar, merasakan, berimajinasi, atau dari keadaan alam dan sosial sekitar. Adapun tema yang terkandung dalam seni teater daerah yaitu seputar kehidupan sehari-hari, perjuangan, tradisi, petuah, atau wejangan/nasihat, cerita religius, cerita kebaikan, kisah pewayangan (Mahabhrata dan Ramayana), dan tema percintaan.2. Isi
Isi dalam seni teater adalah keseluruhan cakupan yang melatarbelakangi pertunjukkan teater dan unsur yang terkandung di dalamnya. Isi cerita harus memiliki beberapa unsur agar menarik. Aspek tersebut yaitu sebagai berikut.Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang ada di dalam konteks teater. Unsur ini akan membuat sebuah teatert memiliki alur cerita yang baik dengan karakter tokoh dan latar yang jelas.1) Tokoh dan karakter
Setiap tokog dalam teater memunyai karakter atau watak tertentu. Karakter atau watak para pemain berbeda-beda sesuai dengan peran yang dimainkan. Contohnya tokoh Panji yang biasanta berkarakter bijaksana, lembut, dan berwibawa.2) Alur cerita
Alur cerita adalah keseluruhan peristiwa yang membentuk satu kesatuan. Tiap peristiwa memiliki keterkaitan dan jalinan yang tidak putus dan saling melengkapi. Alur cerita disebut cerita biasanya dibagi menjadi lima tahapan berikut.- Pengantar (tahap perkenalan)
- Penampilan masalah
- Puncak ketegangan
- Ketegangan menurun
- Penyelesaian
3) Dialog
Dialog adalah percakapan yang dilakukan lebih dari satu orang yang dilakukan oleh para pelaku drama yang bersangkutan. Melalui dialog, orang akan mengetahui dan memahami cerita yang dipentaskan.4) Latar atau setting
Latar atau setting adalah penempatan ruang, termasuk latar belakang pentas (backround). Latar berguna untuk menjelaskan penggambaran yang mencerminkan situasi/suasana/kondisi kejadian tertentu sesuai dengan adegan atau cerita yang sedang dipentaskan.Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur di luar unsur-unsur intrinsik teater yang mendukung dan turut berperan penting bagi suksesnya pementasan. Unsur ekstrinsik bisa berupa riwayat pengarang cerita, latar belakang sosial budaya pengarang, waktu pembuatan cerita, pengalaman pengarang, dan sebagainya.3. Amanat
Amanat adalah pesan yang terkandung dalam sebuah pementasan teater. Pesan yang disampauikan dari pertunjukkan teater biasanya berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan jenis teater. Misalnya, pesan yang terkandung dalam cerita Mahabhrata dan Ramayana adalah nasihat yang jujur, yakni perbuatan jahat akan kalah oleh perbuatan yang baik, segala bentuk perjuangan yang gigih akan mendapatkan hasil yang baik, dan sebagainya.4. Cara Penyajian Teater Tradisi Daerah
Penyajian teater tradisi secara garis besar meliputi hal-hal berikut.1) Cerita
Keseluruhan cerita mengambil cerita tradisi (klasik), legenda, hikayat, cerita Ramayana dan Mahabharata, cerita perjuangan, ceruta sejarah, cerita roman (percintaan), dan cerita lelucon (lawak), dan cerita sosial.
2) Penampilan (akting)
Penampilan (akting) pemain pada teater tradisi yang bebas dan ada yang harus sesuai aturan seperti dalam wayang orang, improvisatoris (dialog langsung tercetus di atas panggung). Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah (Jawa, Melayu, Sunda, dan sebagainya). Kostum biasanya menggunakan kostum adat/disesuaikan dengan cerita.
3) Musik Pengiring
Musik pengiring yang biasanya digunakan adalah seperangkat gamelan dan alat musik tradisonal setempat.
4) Penonton
Penonton sebagian besar adalah rakyat biasa yang mencari hiburan karena teater bersifat menghibur, tapi kemudian berkembang ke kalangan ningrat/bangsawan.
5) Panggung
Teater tradisi biasanya dipentaskan di alam terbuka, kemudian di atas panggung sederhana, lalu beranjak ke pendopo, sampai pula di keraton dan akhirnya di pentaskan di gedung-gedung khusus pertunjukkan teater.