Daftar Isi [Tampil]
Pertunjukkan Teater | Kali ini admin akan membagikan materi tentang tahap-tahap merancang pertunjukkan teater daerah. Semoga materi yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan anak didik di sekolah. Dan harapannya materi ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan anak didik khusus dalam merancang pertunjukkan teater daerah. Selamat belajar dan semoga bermanfaat. Adapu tahap-tahap dalam merancang pertunjukkan teater daerah adalah sebagai berikut.
Memilih Lakon dan Cerita Daerah
Memiliki lakon dan cerita adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Dibutuhkan konsentrasi dan kejelian serta pengalaman yang memadai supaya pemilihan tersebut sesuai dengan tema. Kesesuaian laokn dan tema adalah dua hal yang sangat penting, keduanya mendasari berhasil tidaknya teater digelar. Misalnya, tema yang telah ditetapkan yaitu tentang percintaan, maka cerita yang dibuat harus berhubungan dengan hal yang berbau cinta seperti cerita Romeo dan Juliet.
a. Mite
Mite adalah cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang adanya makhluk halus, roh, atau dewa-dewi. Cerita ini berkembang di masyarakat dan merupakan perwujudan kesetian mereka terhadap para leluhur. Contohnya adalah Nyai Roro Kidul.
b. Saga/Sage
Saga adalah cerita yang didalamnya mengandung unsur sejarah. Selain mengandung unsur kesejarahan, saga biasanya mengandung unsur tambahan yaitu unsur khayal. Contohnya adalah cerita Ken Arok dan Ken Dedes.
c. Cerita Panji
Cerita panji merupakan cerita yang berasal dari kesusastraan Jawa. Isinya berupa cerita-cerita seputar perilaku seseorang, wejangan dan nasihat serta pesan kebaikan. Contohnya adalah cerita Panji Semirang.
d. Cerita Lelucon
Cerita lelucon adalah cerita yang senggaja mengutarakan tentang kelucuan, kebodohan, dan kekonyolan seseorang. Cerita lelucon memuat hal-hal yang penuh dengan keriangan, menggemaskan, menyenangkan sekaligus mengesalkan. Contohnya adalah cerita Si Kabayan dan Pak Belalang.
Memilih Peran
Salah satu unsur dalam pementasan teater adalah pemain/pemeran/tokoh. Pemeran tokoh adalah orang yang memainkan cerita sesuai dengan karakter dan watak yang telah ditentukan oleh cerita. Dalam berteater, pemilihan tokoh sesuai sangatlah penting. Tokoh yang dipakai harus sesuai dengan karakter serta watak yang telah ditentukan dalam cerita. Tokoh dalam cerita dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis.
a. Peran Protagonis
Peran protagonis atau peran utama (tokoh inti) adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam pementasan teater. Untuk menjadi tokoh utama diperlukan ketekunan dan pengalaman yang memadai. Disamping itu, tokoh protagonis merupakan pusat perhatian penonton dan memiliki peran sentral dalam teater. Oleh sebab itu, pemeran utama dituntut untuk bermain semaksimal mungkin. Kadang-kadang, tokoh ini menuntut syarat harus pemain yang berjawah sempurna seperti wajah tampan dan cantik.
b. Peran Antagonis
Peran antagonis adalah tokoh utama yang berseberangan atau berlawanan dengan tokoh protagonis. Antagonis sering merupakan tokoh jahat yang menyusahkan tokoh utama. Tokoh antagonis bisa juga seorang tokoh yang merintangi tokoh protagonis. Dengan kata lain, tokoh antagonis ini menghalangi perjuangan atau tujuan tokoh protagonis.
c. Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran yang menjadi penengah dan pendamai antara peran protagonis dan antagonis. Peran ini biasanya berwatak kalem, sederhana, berwibawa, bijaksana, dan memiliki wawasan luas.
Syarat-Syarat Pemeran
Adapun syarat-syarat seorang pemeran adalah sebagai berikut
1) Sehat
Sehat yang dimaksud adalah berhubungan dengan keadaan pemain pada saat sebelum berlangsungnya pertunjukkan. Sehat ini meliputi sehat jasmani dan rohani. Keduanya harus dalam keadaan prima dan terkendali sehingga akan tercipta peran yang diharapkan oleh cerita atau skenario.
2) Memiliki wawasan yang tinggi
Seorang pemeran dituntut untuk memerankan tokoh sesuai dengan watak dan karakteristik tertentu. Bagi pemain yang memiliki wawasan tinggi, peran tersebut bukanlah menjadi halangan, tetapi tidak bagi yang berwawasan minimal, peran yang dibebankan akan terasa berat.
3) Mampu bekerja sama
Dalam sebuah pertunjukkan teater pemain harus mampu bekerja sama dengan pemain lain. Walaupun tugas yang diemban berbeda-beda, keterpaduan antara pemain, sutradara, dan penata gerak harus serasi, seirama, dan kompak. Kerja sama bisa dilakukan pada saat latihan, persiapan, dan saaat pementasan.
4) Ulet
Seorang pemeran diharuskan untuk tersurat mengasah kemampuan dalam berakting dan selalu memerbaiki kesalahan, baik dialog maupun gerak, untuk mencapai kesempurnaan.
5) Disiplin
Seorang pemeran harus memiliki tingkat kedisiplinan diri yang tinggi. Kedisiplinan bisa berasal dari diri sendiri, mulai dari disiplin waktu latihan sampai disiplin saat pementasan berlangsung.
6) Bertanggung Jawab
Dalam memainkan peran, seorang pemeran bertanggung jawab pada diri sendiri dan kelompoknya. Berhasil atau tidaknya teater dilandasi oleh sikap tanggung jawab para anggotanya. Sikap ini bisa dimunculkan pada saat menerima peran, rutinitas latihan, dan latihan perorangan, baik dialog, bermain peran, maupun mempertunjukkan.