Pembelajaran Prakarya Kurikulum 2013 Revisi 2017

Contoh Wawasan Seni, Proses Kreatif, dan Pendidikan Kesenian (Revisi)

Daftar Isi [Tampil]
seni tari | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan contoh wawasan seni, proses kreatif, dan pendidikan kesenian. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak dan Ibu Guru serta anak didik dalam mencari referensi tentang contoh wawasan seni, proses kreatif, dan pendidikan kesenian. Dan harapannya, apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami contoh wawasan seni, proses kreatif, dan pendidikan kesenian.

Contoh Wawasan Seni, Proses Kreatif, dan Pendidikan Kesenian (Revisi)

Kesenian sebagai produk merupakan hasil dari segala potensi manusia menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Kesenian memiliki unsur keluhuran (nilai etis), unsur keindahan (estetik), dan hasil dari emosi (rasa) serta rasio (akal) manusia (Ki Hajar Dewantoro: 2002, 12-24). Ragam kesenian terjadi karena adanya kontak budaya yang terutama pada lapisan-lapisan komunitas seni dan kesenian itu sendiri, sehingga bersemi dan mengakar pada pendukungnya. Selanjutnya, kontak budaya yang berkembang lebih lanjut tumbuh- menyebar bertumpu pada perjalanan sejarah dari zaman ke zaman.

Jenis-jenis kesenian beraneka-ragam. Kesenian jenis tertentu memiliki fungsi-fungsi yang berbeda satu dengan lainnya. Adanya perubahan fungsi ke perubahan bentuk pada hasil-hasil kesenian, menjadikan dinamika masyarakat pendukungnya berubah. Hal tersebut seperti dihalaman sebelumnya telah disebut memperlihatkan bahwa dalam konteks kemasyarakatan, arah dan perkembangan seni semakin variatif. Oleh sebab itu, perubahan dan tumbuh kembangnya yang bervariasi tersebut memberikan corak yang beragam pada jenis kesenian.

Dengan demikian apabila ditinjau dari contoh paradigma kesenian tersebut, kesenian menjadi bagian integral yang dapat menempatkan manusia untuk ambil bagian di dalamnya. Hal tersebut berhubungan dengan membentuk, mengatur, dan mengembangkan kesenian itu sendiri agar menjadi bentuk baru atau reservasi bentuk lama menjadi bentuk modifikasi. Pada akhirnya akan mampu berubah wujud menjadi hakiki kesenian yang mengakar.

Pernyataan tentang bentuk baru seni, modifikasi, dan perubahan wujud di dalamnya tersirat proses kreatif yang tidak hanya dua pihak yang terlibat, melainkan tiga yaitu kesadaran manusia yang realis, medium ungkap seni, serta kemungkinan tentang ruang penciptaan menempati kedudukan yang mutlak. Dengan demikian dapat dicatat, bahwa proses kreatif merupakan pertemuan dan pertautan ganda antara kesadaran manusia dengan realitas di satu sisi dan pada sisi lain kesadaran dan keterampilan seniman dengan media yang digunakan secara bergiliran dipilih, dibentuk, dan disusun menjadi lambang-lambang seni beserta eksistensinya sehingga terjadi pertautan lambang seni yang memiliki hubungan struktural guna mengungkapkan pengalaman yang dialami seniman, bulat, utuh, dan dibalut ke dalam makna simbolis.

Proses kreatif pada implementasinya adalah pembinaan kemampuan pemahaman konseptual untuk terwujudnya berbagai segi seni. Dalam pendidikan, peserta didik diberi pengetahuan dan dilatih bagaimana cara membuat konsep dan gejala yang generalisasinya memuat tentang gejala kesenian. Penuangan konsep dan generalisasi kesenian dilakukan melalui proses kreatif. Usaha penyelamatan, pewarisan, pengembangan dan penciptaan baru seni bertolak dari kesenian tradisional dan nontradisional.

Pengembangan seni dan konservasi di bidang penciptaan menekankan proses kreatif. Ada asumsi yang menyatakan bahwa kesenian tidak dapat dipelajari secara ilmiah dan digeneralisasikan. Pandangan ini pada dasarnya hanya salah satu pendapat. Pada sisi yang dilakukan secara ilmiah, konsep-konsep kesenian dan generalisasi tentang seni timbul sebagai bentuk kerancuan yang muncul kurang informatif dan adaptif. Selama gejala dan asumsi tentang bagaimana cara dan penjelasan pola pikir tentang konsep dan generalisasi seni masuk akal, maka tafsiran intelektual kesenian diharapkan dapat diterima, rasional, serta menjadi karya seni yang merupakan pengetahuan yang kurang lengkap, ilmiah secara empiris dapat diterima.

Masalah pemanduan bakat, penafsiran pendidikan dan latihan adalah kerangka yang harus dilewati seseorang dalam belajar kesenian melalui proses kreatif. Jika pendidikan yang demikian harus dilengkapi dengan melalui pernyataan makna simbolis yang mampu dijelaskan secara logika, maka seni yang dibentuk melalui penciptaan karya-karya baru menjadi formal dan ilmiah. Dengan demikian proses kreatif yang sejak awal sebagai prosedur pembelajaran, pelatihan, dan pernyataan makna simbolis akan dapat merepresentasikan keilmiahannya mana kala mampu dijabarkan secara logis, obyektif sebagai bagian kenyataan, dan dilakukan secara prosedural yang masuk akal.

Kesenian secara prinsip memiliki beberapa cabang seni. Cabang seni yang tumbuh dan mengakar di pendukungnya banyak didominasi oleh cabag seni yang secara eksplisit dapat disebutkan adalah seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama (teater), seni kaligrafi, dan seni lain yang pada perkembangannya menjadi bagian dari paradigma kesenian secara empiris.

Demikianlah yang dapat admin bagikan kali ini, semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak/Ibu Guru dan juga anak didik dalam mencari referensi tentang artikel di atas. Dan harapannya, kiranya apa yang admin bagikan kali ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami isi artikel yang yang admin bagikan di atas. Selamat belajar dan berkreasi buat anak didik semuanya, moga-moga hasil prakarya kalian menarik dan mendapatkan nilai terbaik dari semua kerajinan yang ada. Dan yang paling utama adalah kalian diharapkan menjadi seniman-seniman yang luar biasa nantinya. Sukses selalu buat kalian semua dan sampai bertemu di lain kesempatan. Terima kasih dan salam sukses.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Contoh Wawasan Seni, Proses Kreatif, dan Pendidikan Kesenian (Revisi)